Senin, 01 November 2010

Laporan praktikum Biologi perikanan Praktikum 1 ( Morfologi Ikan )


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar belakang

Ikan merupakan hewan air yang memilki karakteristik yang berbeda dengan hewan lain yang dapat dilihat secara morfologi, ( dari bentuk luar). Hasil dari pengamatan Morfologi ikan ini akan sangat membantu untuk mengidentifikasi jenis ikan dan klasifikasinya berdasarkan bentuk morfologi, misalnya perbandingan antara panjang, lebar, dan tinggi bagian-bagian tubuhnya, melaui rumus sirip, jumlah sisik, bentuk linea lateralis, letak dan bentuk mulut, serta tipe giginya.

1.2     Permasalahan

Permasalahan yang di dapat dan akan dibahas dalam praktikum Morfologi ikan ini yaitu bagaimana cara mengenal karakter morfologi untuk identifikasi ikan

1.3     Tujuan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal karakter morfologi untuk identifikasi ikan



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan bagian tubuh ikan
          Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup atau suatu organisme. Pada ikan  Morfologi (bentuk luar) dari ikan ini dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan bagian-bagian tubuhnya. Secara historis, morfologi ikan merupakan sumber utama informasi untuk studi taksonomi dan evolusi. Ada beberapa karakter morfologi. Karakter ini biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu morfometrik dan meristic (anonim,2010)
          Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes. Suasono (1960), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (caudal).
          Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Adapun organ yang terdapat pada bagian kepala ini antara lain adalah mulut, rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung, dan pada beberapa ikan terdapat alat pernapasan tambahan.
1.         Bagian badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal awal sirip belang atau sering dikenal dengan istilah sirip dubur. Organ yang terdapat pada bagian ini antara lain adalah sirip punggung, sirip dada, sirip perut, hati, limpa, empedu, lambung, usus, ginjal, gonad, gelembung renang.
2.         Bagian ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Adapun yang ada pada bagian ini antara lain adalah anus, sirip dubur, sirip ekor, dan pada ikan-ikan tertentu terdapat scute dan finlet (Anonim, 2010).














2.1      Gambar ikan dan bagian-bagiannya

2.2  Bentuk tubuh ikan
Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda- beda. Perbedaan bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya.  Adapun bentuk-bentuk tubuh ikan tersebut dibagi dua yaitu:
a.    Simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang sama persis antara bagian kiri dan bagian kanannya
b.    Non simetri bilateral yaitu ikan yang apabila dibeah ditengah dengan potongan sagital, maka kita akan mendapatkan hasil yang berbeda antara bagian kiri dan bagian kanannya
c.     Simetri bilateral.
Dilihat dari bentuk tubuh terutama dari penampang melintangnya ada beberapa macam bentuk tubuh ikan simetri bilateral, bentuk-bentuk tersebut adalah:
1.    Pipih (kompres) yakni ikan yang bertubuh pipih atau dengan kata lain lebar tubuh jauh lebih kecil dibanding tinggi tubuh dan panjang tubuh
2.    Picak (depress) yakni ikan yang lebar tubuhnya jauh lebih besar dari tinggi tubuhnya
3.    Cerutu (fusiform) yakni ikan dengan tinggi tubuh yang hampir sama dengan lebar dan panjang tubuhnya beberapa kali ukuran tingginya
4.    Ular (sidat) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupaibelut atau ular
5.    Tali (filiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai tali
6.    Pita (taeniform/flattedform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya memanjang dan tipis menyerupai pita
7.    Panah (sagittiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai anak panah
8.    Bola (globiform) yakni ikan yang bentuk tubuhnyamenyerupai bola
9.     Kotak (ostraciform) yakni ikan yang bentuk tubuhnya menyerupai kotak



2.3    Bentuk Sirip
Bentuk sirip pada ikan baik sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip belakang (dubur) maupun sirip ekor beraneka ragam. Pada dasarnya ada sepuluh macam bentuk sirip ekor antara lain:
1.    Sirip ekor bercagak seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio), ikan tawes (Puntius javanicus), ikan bawal (Pampus sp), dan sebagainya.
2.    Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan buntal (Tetraodon sp)
3.    Sirip ekor berpinggiran tegak, seperti pada ikan tambakan (Helostoma temmincki)
4.    Sirip ekor berlekuk kembar, seperti pada ikan Scatophagus argus
5.    Sirip ekor berbentuk membundar, seperti pada ikan gurame (Osphronemus gouramy)
6.    Sirip ekor berbentuk bajir, seperti pada ikan bloso (Glossogobius sp.)
7.    Sirip ekor berbentuk meruncing, seperti pada ikan belut (Monopterus albus)
8.    Sirip ekor berbentuk sabit, seperti pada ikan tongkol (Euthynus sp.
9.    Sirip ekor berbentuk episerkal, dalam hal ini ekor bagian atasnya lebih panjang dibanding ekor bagian bawahnya seperti yang terdapat pada ikan atlantik sturgeon (Acipencer oxyrhynchus)
10. Sirip ekor berbentuk hiposerkal, dalam hal ini ekor bagian bawah lebih panjang dibanding ekor bagian atasnya seperti yang terdapat pada ikan caracas (Tylosurus sp)











Gambar 2.4 bentuk sirip ekor

Sirip ikan terdiri dari tiga jenis jari-jari sirip yang hanya sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh spesies ikan, yaitu :
1. Jari-jari sirip keras merupakan jari jari sirip yang tidak berbuku-buku dan keras.
2. Jari jari sirip lemah merupakan jari jari sirip yang dapat ditekuk, lemah, dan berbuku­buku.
3. Jari jari sirip lemah mengeras merupakan jari jari sirip yang keras tetapi berbuku-buku.

2.4  Letak mulut (cavum oris)
Mulut pada ikan memiliki berbagai bentuk dan posisi yang tergantung dari kebiasaan makan dan kesukaan pada makanannya (feeding dan foot habits). Perbedaan bentuk dan posisi mulut ini juga kadang diikuti dengan keberadaan gigi dan perbedaan bentuk gigi pada ikan. Bentuk mulut pada ikan dapat digolongkan dalam :
1.    Mulut terminal, yaitu posisi mulut berada di bagian ujung kepala
2.    Mulut inferior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak bawah ujung kepala
3.    Mulut superior, yaitu posisi mulut berada di bagian agak atas ujung kepala










Gambar 2.4 bentuk mulut

2.5  Ciri Morfometrik dan Ciri Meristik
a.       Morfometrik : merupakan pengamatan morfologi dengan  pengukuran struktur tubuh misalnya panjang sirip, panjang tubuh total, panjang kepala, diameter mata dan lain-lain semua pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan
b.      Meristic       : merupakan pengamatan morfologi dengan cara menghitung semua struktur morfologi yang dapat dihitung misalnya jumlah sisik, jumlah tulang sirip dan lain-lain

Pengukurannya iyalah sebagai berikut :
1.    Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor.
2.    Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor
3.    Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum.
4.    Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan pangkal batang ekor
5.    Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan garis vertikal yang menghubungkan bagian anterior mata
6.    Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama sirip punggung.
7.    Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur mengikuti garis horisontal.
8.    Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.
9.    Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut.
10. Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.
11. Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.

                      



Keterangan :
·Pt = panjang total
·1 - 2 = panjang tubuh
·1 - 3 = panjang ante-dorsal
·1 - 8 = panjang kepala
·4 - 5 = tinggi tubuh maksimum
·6 - 7 = tinggi tubuh minimum

2.6  Sisik ikan
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu :
a.       Sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar
b.      Sisik sikloid berbentuk bulat, jika diamati akan tampak lingkaran yang berbeda-beda, pinggiran sisik halus dan rata
c.       stenoid bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar
d.      Sisik placoid merupakan sisik yang lembut
Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. sementara sisik stenoid mempunyai (Anonim, 2010)

2.7  Linea lateralis

Linealateralis adalah garis yang dibentuk oleh pori-pori, sehingga LL ini terdapat baik pada ikan yang bersisik maupun ikan yang tidak bersisik. Pada ikan yang tidak bersisik LL terbentuk oleh pori-pori yang terdapat pada kulitnya, sedangkan pada ikan yang bersisik LL terbentuk oleh sisik yang berpori. Pada umumnya ikan mempunyai satu buah garis LL, namun demikian adapula ikan yan mempunyai beberapa buah LL. LL ini berfungsi LL untuk mendeteksi keadaan linkungan, terutama kualitas air dan juga berperan dalam proses osmoregulasi



BAB III
METODOLOGI
3.1     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah, papan parafin, meteran, penggaris, jangka sorong, pensil dan kertas, sedangkan bahan yang digunakan adalah  ikan Kakatua (Scarus sp.), ikan Gurami (Osphronemus goramy), ikan Balanak (Mugil sp.), dan ikan Nila merah(Oreochromis niloticus niloticus) masing-masing satu ekor

3.2     Cara kerja
Pertama angkat sediaan (bahan) yang akan di amati yaitu ikan Kakatua (Scarus sp.), ikan Gurami (Osphronemus goramy), ikan Balanak (Mugil sp.), dan ikan Nila merah (Oreochromis niloticus niloticus) masing-masing satu ekor . Letakan sediaan diatas bak preparat (paraffin) Gambar Morfologi sediaan ikan dan diberi keterangan lengkap bagian-bagiannya, dilakukan pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh ikan sesuai dengan buku petunjuk praktikum dan tentukan juga Rumus sirip dari masing-masing ikan yang diamati



Bab IV
Pembahasan
4.1.1 Analisa data
a. Ikan Kakatua (Scarus sp.)

No
Perlakuan
Pengamatan
1
Letakan sediaan diatas bak preparat (paraffin)
Ikan Kakatua (Scarus sp.)sudah dalam keadaan mati agar tidak mengganggu pada proses pengukuran dan perhitungan yang akan dilakukan untuk pengamatan morfologi

2
Gambar Morfologi sediaan ikan dan diberi keterangan lengkap bagian-bagiannya








Gambar Morfologi  Scarus sp.
 











Keterangan bagian:
1. Caput (kepala)
2. Truncus (badan)
3. Caudal (ekor)
a. Mulut
b. Mata
c. Operculum
d. Pinnae Ventral
e. Pinnae Pectoral
f. Pinnae Dorsal
g. Pinnae Anal
h. lekuk pangkal ekor
i.  Pinnae Caudal
j. Sisik


3
Lakukan pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh ikan
Ukuran tubuh
Panjang baku       : 21
Panjang total       : 26
Panjang mocong : 6,6
Tinggi tubuh        : 8
Panjang sebelum sirip dorsal   : 6,5
Panjang sebelum sirip ventral : 7,5
Tinggi ekor   : 3,35
Lebar Mulut : 1
Fork length   : 23

4
Tentukan Rumus sirip
D             :  D.XVII
D1           :   -
D2           :   -
C             :  C.14              
A             :  A.10          
V             :  V.7              
P             :  P.VI.6               



 b. Ikan Gurami (Osphronemus goramy)

No
Perlakuan
Pengamatan
1
Letakan sediaan diatas bak preparat (paraffin)
Ikan Gurami (Osphronemus goramy)sudah dalam keadaan mati agar tidak mengganggu pada proses pengukuran dan perhitungan yang akan dilakukan untuk pengamatan morfologi

2
Gambar Morfologi sediaan ikan dan diberi keterangan lengkap bagian-bagiannya










3
 
Gambar Morfologi
 












Keterangan  Bagian
1. Caput (kepala)
2. Truncus (badan)
3. Caudal (ekor)
a. Mulut
b. Mata
c. Operculum
d. Pinnae Ventral
e. Pinnae Pectoral
f. Pinnae Dorsal
g. Pinnae Anal
h. lekuk pangkal ekor
i. Pinnae Caudal
j.  Sisik

3
Lakukan pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh ikan
Ukuran tubuh
Panjang baku       : 14,5
Panjang total       : 18,5
Panjang mocong : 4,4
Tinggi tubuh        : 6,1
Panjang sebelum sirip dorsal   : 7
Panjang sebelum sirip ventral : 5,6
Tinggi ekor   : 2,2
Lebar Mulut : 0,9
Fork length   : 15,3

4
Tentukan Rumus sirip
D             :  D.XIV.13
D1           :   -
D2           :   -
C             :  C.14              
A             :  A.X.24          
V             :  V.10           
P             :  P.12               










































































 




c. Ikan Belanak ( Mugil sp.)
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Letakan sediaan diatas bak preparat (paraffin)
Ikan Belanak  ( Mugil sp.) sudah dalam keadaan mati agar tidak mengganggu pada proses pengukuran dan perhitungan yang akan dilakukan untuk pengamatan morfologi

2
Gambar Morfologi sediaan ikan dan diberi keterangan lengkap bagian-bagiannya










Gambar Morfologi
 

                                                             
 








                                               k
                                                
Keterangan  Bagian
1. Caput (kepala)
2. Truncus (badan)
3. Caudal (ekor)
a. Mulut
b. Mata
c. Operculum
d. Pinnae Ventral
e. Pinnae Pectoral
f. Pinnae Dorsal1
g. Pinnae Dorsal2
h. Pinnae Anal
i. lekuk pangkal ekor
j.  Pinnae Caudal
k. Sisik

3
Lakukan pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh ikan
Ukuran tubuh
Panjang baku       : 25
Panjang total       : 31
Panjang mocong : 5,7
Tinggi tubuh        : 6,8
Panjang sebelum sirip dorsal   :12
Panjang sebelum sirip ventral : 9,5
Tinggi ekor   : 2,9
Lebar Mulut : 1,2
Fork length   : 28

4
Tentukan Rumus sirip
D             : 
D1           :   D.XVI.11
D2           :   D.VI
C             :  C.XVI
A             :  A.I. 9
V             :  V.I.5           
P             :  P.I.12               

d. Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Letakan sediaan diatas bak preparat (paraffin)
Ikan Nila merah sudah dalam keadaan mati agar tidak mengganggu pada proses pengukuran dan perhitungan yang akan dilakukan untuk pengamatan morfologi

2
Gambar Morfologi sediaan ikan dan diberi keterangan lengkap bagian-bagiannya
Gambar Morfologi
3
 
2
 
1
 


Keterangan  Bagian
1. Caput (kepala)
2. Truncus (badan)
3. Caudal (ekor)
a. Mulut
b. Mata
c. Operculum
d. Pinnae Ventral
e. Pinnae Pectoral
f. Pinnae Dorsal1
g. sisik
h. Pinnae Anal
i. lekuk pangkal ekor
j.  Pinnae Caudal

3
Lakukan pengukuran terhadap ukuran-ukuran tubuh ikan
Ukuran tubuh
Panjang baku       : 16
Panjang total       : 20
Panjang mocong : 6
Tinggi tubuh        : 5,3
Panjang sebelum sirip dorsal   :7
Panjang sebelum sirip ventral : 7
Tinggi ekor   : 3
Lebar Mulut : 1,9
Fork length   : 17

4
Tentukan Rumus sirip
D             :  D.XVI.11
D1           :   -
D2           :   -
C             :  C.36
A             :  A.XII. 14
V             :  V.II.5           
P             :  P.14               

4.1.2 Tabel perbandingan karakter pengukuran
a.         Ikan Kakatua (Scarus sp.)
b.         Ikan Gurami (Osphronemus goramy)
c.          Ikan Belanak ( Mugil sp.)
d.         Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)
UKURAN TUBUH
A
B
C
D
Panjang baku     
21
14,5
25
16
Panjang total     
26
18,5
31
20
Panjang mocong
6,6
4,4
5,7
6
Tinggi tubuh      
8
6,1
6,8
5,3
Panjang sebelum sirip dorsal  
6,5
7
12
7
Panjang sebelum sirip ventral
7,5
5,6
9,5
7
Tinggi ekor  
3,35
2,2
2,9
3
Lebar Mulut
1
0,9
1,2
1,9
Fork length 
23
15,3
28
17



4.2 Pembahasan
Pratikum Morfologi ikan ini bertujuan untuk mengenal karakter morfologi suatu jenis ikan dan identifikasi. Karakter dari morfologi ikan yang didapat ini natinya akan digunakan sebagai pedoman identifikasi ikan. Langkah yang dilakukan pada praktikum ini adalah pertama menyiapkan spesies ikan sampel di atas papan paraffin (alas lilin), tujuan dari penggunaan alas lilin ini adalah untuk memudahkan kerja seperti pengamatan bentuk tubuh dan pengukuran. Setelah itu, akan diamati struktur morfologinya. Pengukuran ikan dilkaukan untuk mengidentifikasi jenis ikan, seperti yang telah di sebutkan pada Bab II tinjauan pustaka bahwa untuk megidentifikasi ikan secara morfologi bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu pengukuran dan perhitungan.
Ikan jenis pertama yang kami amati memilki ciri-ciri morfologi  yaitu memilki bentuk tubuh pipih (compressed) dimana lebar tubuh ikan relative lebih kecil dari tinggi badannya, bentuk mulut inverior, bagian maxillanya menonjol kedepan dan mandibula menonjol kebelakang, linea lateralis terlihat sangat jelas dan berfungsi sebagai indera peraba, memilki bentuk sisik ctenoid dan warna sisik didominasi warna hijau kebiruan, tetapi di bagian ventral sisik berwarna merah, pada operculum berwana orange dan pada sedangkan berwarna biru pada sirip ventral, anal dan dorsal, sedangkan sirip pectoral berwarna hijau pada bagian caudal. sirip caudal berbentuk tegak  dan memilki rumus sirip = D.XVI.11, C.36, A.XII. 14, V.II.5, P.14. Dan  berdasarkan hasil pengukuran Panjang baku,   Panjang total, Panjang mocong, Tinggi tubuh,  Panjang sebelum sirip dorsal, Panjang sebelum sirip ventral, Tinggi ekor ,Fork length  dapat dilihat pada rinciannya pada table perlakuan pengamatan di dapat bahwa Ikan ini adalah ikan Kakatua (Scarus sp.)dengan klasifikasi taksonomi sebagai berikut:
Domain                                : Eukaryota
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Class                      : Actinopterygii
Order                    : Perciformes
Family                   : Scaridae
Genus                   : Scarus
Spesies                : Scarus sp.

                Selanjutnya untuk sediaan ikan jenis kedua dari hasil pengamatan dan pengukuran  memilki ciri morfologi yaitu tubuh pipih (compressed) dimana lebar tubuh ikan relative lebih kecil dari tinggi badannya, bentuk mulut sub terminal, mandibula dan maxillanya terletak hampir sejajar dan pertemuan antar keduanya hampir tepat di tengah memilki bentuk sisik ctenoid dan warna didominasi coklat keemasan. bentuk sirip caudalnya berbentuk membulat, dan memiliki rumus sirip = D.XIV.13, C.14, A.X.24 ,V.10, P.12. Linea lateralis terlihat sangat jelas dan berfungsi sebagai indera peraba. Berdasarkan hasil pengukuran Panjang baku,      Panjang total, Panjang mocong, Tinggi tubuh,  Panjang sebelum sirip dorsal, Panjang sebelum sirip ventral, Tinggi ekor ,Fork length  dapat dilihat pada rinciannya pada table perlakuan pengamatan di dapat bahwa Ikan ini adalah ikan Ikan Gurami (Osphronemus goramy) dengan klasifikasi taksonomi sebagai berikut



Domain                : Eukaryota
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Class                      : Actinopterygii
Order                    : Perciformes
Family                   : Osphronemidae
Genus                   : Osphronemus
Spesies                                 : Osphronemus goramy

                Selanjutnya untuk sediaan ikan jenis ketiga dari hasil pengamatan dan pengukuran  memilki ciri morfologi yaitu tubuh torpedo (fusiform),dimana bagian anterior agak besar kemudian makin ke posterior makin kecil, bentuk mulut sub terminal, maxillanya berada sedikit dibawah mandibula, memilki bentuk sisik ctenoid dan warna didominasi putih perak dan pada bagian ventral berwarna perak agak ke merah muda. bentuk sirip caudalnya berbentuk Cagak, dan memiliki rumus sirip = D.XVI.11, D.VI, C.XVI, A.I. 9 , V.I.5, P.I.12 . Linea lateralis terlihat sangat jelas dan berfungsi sebagai indera peraba. Berdasarkan hasil pengukuran Panjang baku,      Panjang total, Panjang mocong, Tinggi tubuh,  Panjang sebelum sirip dorsal, Panjang sebelum sirip ventral, Tinggi ekor ,Fork length  dapat dilihat pada rinciannya pada table perlakuan pengamatan di dapat bahwa Ikan ini adalah Ikan Belanak (Mugil sp.) dengan klasifikasi taksonomi sebagai berikut :

Domain                :  Eukaryota
Kingdom              :  Animalia
Phylum                 :  Chordata
Class                    :  Osteichthyes
Order                   :  Perciformes
Family                   :  Mugilidae
Genus                   :  Mugil
Spesies                 :  Mugil sp.

                Selanjutnya untuk sediaan ikan jenis keempat dari hasil pengamatan dan pengukuran  memilki ciri morfologi yaitu tubuh pipih (compressed) dimana lebar tubuh ikan relative lebih kecil dari tinggi badannya, bentuk mulut terminal, mandibula dan maxillanya terletak sejajar dan pertemuan antar keduanya tepat di tengah, memilki bentuk sisik Cycloid dan warna didominasi pink kemerahan. bentuk sirip caudalnya berbentuk membulat, dan memiliki rumus sirip = D.XVI.11, C.36, A.XII. 14, V.II.5, P.14 Linea lateralis terlihat sangat jelas dan berfungsi sebagai indera peraba. Berdasarkan hasil pengukuran Panjang baku,      Panjang total, Panjang mocong, Tinggi tubuh,  Panjang sebelum sirip dorsal, Panjang sebelum sirip ventral, Tinggi ekor ,Fork length  dapat dilihat pada rinciannya pada table perlakuan pengamatan di dapat bahwa Ikan ini adalah Ikan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)dengan klasifikasi taksonomi sebagai berikut :


Domain                :  Eukaryota
Kingdom              :  Animalia
Phylum                 :  Chordata
Class                    : Actinopterygii
Order                   : Perciformes
Family                  : Cichlidae
Genus                   : Oreochromis
Spesies                 :Oreochromis niloticus

Notasi yang digunakan untuk penulisan rumus sirip adalah sebagi berikut :
1.          pinnae dorsalis (sirip punggung)                 = D
2.          pinnae dorsalis pertama, dibagian anterior  = D1
3.          pinnae dorsalis kedua, di bagian posterior  = D2
4.          pinnae caudalis (sirip ekor)                        = C
5.          pinnae analis (sirip dubur)                          = A
6.          pinnae ventrales/abdominales (sirip perut)  = V
7.          pinnae pectorales (sirip dada)                    = P

Jari-jari sirip dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu jari-jari keras dan jari-jari lemah.
1.       jari-jari keras, tidak beruas-ruas, pejal (tidak berlubang), keras dan tidak dapat dibengkokkan. Seringkali jari-jari keras tersebut berupa duri atau patil dan merupakan alat mempertahankan diri.
Jumlah jari-jari keras dinotasikan dengan angka Romawi, walaupun jari-jari tersebut sangat pendek atau rudimenter. Contoh ; pinnae doraslis yang terdiri dari 12 jari-jari keras, rumusnya yaitu D.XII.
2.       jari-jari lemah biasanya seperti tulang rawan, beruas-ruas dan mudah dibengkokkan. Bentuk jari-jari lemah dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis ikan. Jari-jari lemah tersebut kemungkinan sebagian mengeras, salah satu sisi bergerigi, bercabang atau satu sama lain saling berhimpitan.
Jumlah jari-jari lemah dinotasikan dengan angka arab. Contoh : pinnae dorsalis yang terdiri dari 12 jari-jari lemah. Rumusnya yaitu D.12. (Anonim,2010)
              

BAB V
PENUTUP
               
                Berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan dari hasil pengamatan dan pengukuran maka didapat bahwa keempat sediaan bahan ikan yang telah diamati secara morfologi memilki banyak persamaan, karena berdasarkan identifikasi taksonomi memilki kekerabatan hingga tingkat Ordo, Ikan Kakatua (Scarus sp.) memilki bentuk tubuh compressed, dengan bentuk moncong inferior, bentuk sirip caudal tegak dan memiliki rumus sirip=D.XVI.11, C.36, A.XII. 14, V.II.5, P.14.
Ikan Gurami (Osphronemus goramy) memilki bentuk tubuh compressed, dengan bentuk moncong sub terminal, bentuk sirip caudal membulat  dan rumus siripnya = D.XIV.13, C.14, A.X.24 ,V.10, P.12. Ikan Belanak ( Mugil sp.) memilki bentuk tubuh fusiformis, dengan bentuk moncong sub terminal, bentuk sirip caudal cagak dan rumus siripnya = D.XVI.11, C.36, A.XII. 14, V.II.5, P.14. Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)
memilki bentuk tubuh compressed, dengan bentuk moncong terminal, bentuk sirip caudal membulat dan rumus sirip = D.XVI.11, C.36, A.XII. 14, V.II.5, P.14.